Saturday 30 June 2012

Susu : Segelas Harapan

Tak kenal maka tak sayang, siapa yang tak kenal susu maka tak akan suka meminumnya. Hmmm…rugi banget ya orang yang tidak mau minum susu, padahal sudah sangat jelas dan tidak diragukan lagi manfaatnya untuk kesehatan tubuh.  Sejak lahir sampai usia 6 bulan pun susu yang dikenal dengan nama ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif sudah menjadi makanan utama dan pertama untuk semua bayi. Mengapa dipilih ASI yang menjadi makanan utama dan pertama bayi baru lahir ? ya, karena bentuknya cair sehingga kandungan gizinya mudah diserap dan dicerna tubuh serta melindungi bayi dari infeksi. Sadar betapa pentingnya peran ASI, maka pemerintah Indonesia pun giat mensosialisasikan dan mewujudkannya dalam Peraturan Pemerintah No 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Ekslusif. Pemberian ASI Eksklusif ini menjadi harapan agar generasi penerus bangsa tumbuh dengan sehat dan cerdas. Lalu bagaimana dengan susu formula ? mari, saya akan membahasnya lebih lengkap di blog ini.

Pemberian ASI eksklusif sangat dianjurkan dari bayi usia 0 – 6 bulan dan pemberian ASI pun bisa diteruskan sampai usia anak 2 tahun. Bagaimana solusinya jika ibu tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya karena alasan tertentu ? ibu tidak perlu khawatir karena sekarang sudah banyak inovasi susu formula yang sudah disesuaikan dengan kondisi pencernaan bayi baru lahir dan kandungan gizinya pun sudah ada yang hampir mendekati kandungan gizi ASI. Lalu bagaimana dengan anak usia lebih dari 2 tahun, apakah minum susu masih diperlukan ? ya pastinya, minum susu masih sangat diperlukan  untuk membantu tumbuh kembang anak optimal mengingat rentang masa-masa emas anak dari usia 0-5 tahun dimana kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat tinggi sehingga diperlukan inovasi susu yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Susu merupakan sumber nutrisi terbaik, tidak hanya mengandung kalsium tinggi untuk kesehatan tulang, tapi juga mengandung gizi utama seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kandungan gizi yang lengkap inilah menjadikan susu sebagai pelengkap dari empat kelompok makanan yang wajib dikonsumsi setiap hari, yaitu berupa makanan pokok, lauk pauk, sayur mayur dan buah-buahan. 

Sayang sungguh disayang, pentingnya manfaat susu tidak dioptimalkan oleh masyarakat Indonesia. Ini terlihat dari minimnya konsumsi susu di Indonesia, yaitu 11,7 liter per kapita per tahun (tahun 2010) yang merupakan terendah di Asia Tenggara. Penyebabnya selain susu masih merupakan barang mahal ternyata kurangnya kesadaran akan manfaat susu dan kurangnya sosialisasi minum susu menjadi penyebab masalah ini. Bagaimana generasi penerus harapan bangsa bisa tumbuh sehat dan cerdas kalau minum susu saja malas? Nah, disinilah perlunya peran sosialisasi pemerintah bersama dengan para produsen susu untuk mengembangkan inovasi susu yang sehat dan halal untuk pertumbuhan anak. Pemberian ASI Eksklusif saja sudah ada Peraturan Pemerintahnya, kenapa tidak untuk kebiasaan minum susu.


Susu:segelas harapan. Sesuai dengan judulnya, harapan menjadikan generasi penerus bangsa yang sehat jiwa dan raga, cerdas otaknya dan optimal tumbuh kembangnya. Harapan-harapan inilah yang menjadi tujuan utama dikembangkannya inovasi-inovasi baru untuk susu. Mengapa dipilih susu? Karena mengacu pada ASI yang berbentuk cairan mudah diserap dan dicerna tubuh, susu pun begitu yang pada dasarnya berasal dari hewan (terutama sapi) yang pastinya halal dan kandungan gizinya lengkap dan semakin lengkap setelah adanya inovasi-inovasi baru yang diperkaya dengan vitamin dan mineral bahkan bakteri yang menguntungkan untuk sistem pencernaan.

Perkembangan inovasi susu menjadikan susu sebagai minuman sehat dan padat gizinya. Suatu makanan dan minuman disebut sehat jika makanan dan minuman tersebut mengandung tri guna makan dan minum, yaitu mengandung tiga kegunaan (sebagai zat pembangun, zat pengatur, dan zat tenaga). Wah, sudah sangat jelas susulah pemenangnya sebagai minuman sehat.

Perkembangan inovasi susu tidak hanya menjadikan susu sebagai minuman sehat tapi juga harus halal. Halal itu perlu karena merupakan hak dari konsumen muslim sedangkan mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim. Jika tidak halal masyarakat pun tidak akan mengonsumsinya. Kehalalan pada makanan sangatlah kompleks, tidak hanya halal dari sumbernya tapi juga halal dari proses awal sampai akhir hingga menghasilkan produk bersertifikasi halal yang ditandai dengan menyertakan label halal MUI pada kemasan produk.

Susu yang bersumber dari sapi sudah jelas halal, namun di Indonesia, ragam susu tersebut bukan lagi murni berupa susu segar. Kebanyakan adalah hasil campuran dari bermacam-macam bahan tambahan, seperti susu skim, whey, lemak susu, dan lain-lain. Termasuk, penambahan aditif, seperti vitamin, asam lemak omega- 3, probiotik, perisa (flavor), dan lainnya. Nah, proses pengolahan dan penambahan itulah yang membuat susu yang pada awalnya halal menjadi produk yang harus dicermati kehalalannya karena menggunakan bahan tambahan dan bahan penolong yang belum tentu halal.

Salah satu bahan turunan susu yang umum digunakan sebagai ingredient produk susu olahan adalah whey.  Whey merupakan hasil samping pembuatan keju.  Keju adalah bagian padat dari susu yang didapat dari menggumpalkan susu menggunakan enzim rennet. Penggunaan enzim rennet inilah yang perlu dicermati kehalalannya karena enzim ini didapat dari lambung anak sapi. Jika rennet yang digunakan berasal dari sapi yang tidak disembelih secara syariah Islam, maka produk susu yang dihasilkan dapat tercampur bahan yang haram sehingga statusnya juga menjadi haram.

Bahan-bahan tambahan lain pada susu yang harus pula dicermati adalah penggunaan vitamin, mineral, asam amino dan flavor.   Sumber vitamin ini bisa dari hewan, tumbuhan, sintetik kimia atau produk mikrobial.  Bila dari hewan tentu harus dilihat jenis hewan dan penyembelihannya.  Jika dari produk mikrobial maka harus dilihat media yang digunakan untuk pertumbuhan mikrobanya, apakah berasal dari bahan halal atau haram.

Selain beberapa unsur seperti whey, vitamin mineral dan flavor, ada satu lagi yang patut diperhatikan, yaitu lemak omega-3. Asam lemak omega-3 tersebut ditambahkan untuk memperoleh nilai tambah susu. Hal ini karena keberadaan lemak tersebut dipercaya bisa memacu kecerdasan otak, khususnya bagi anak-anak. Tetapi asam lemak omega-3 ini bersifat tidak stabil. Mudah rusak karena reaksi oksidasi. Oleh karena itu, untuk menghindari kerusakan karena reaksi oksidasi, asam lemak omega-3 biasanya dienkapsulasi (disalut). Dalam kondisi ini, asam lemak omega-3 berada di dalam suatu penyalut (enkapsulan).

Penyalut yang berasal dari bahan tanaman, seperti pati termodifikasi, gum, dan maltodekstrin tidak masalah jika digunakan. Namun, jika bahan penyalut tersebut berasal dari gelatin maka harus diperjelas juga asal gelatinnya, apakah dari sapi atau babi. Kalau berasal dari babi sudah jelas itu haram.
Dengan banyaknya titik kritis kehalalan susu, diharapkan konsumen Indonesia menjadi konsumen yang cerdas. Selain memperhatikan kode produksi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), pastikan bahwa susu yang dikonsumsi adalah susu yang telah dijamin kehalalannya. Cara paling mudah untuk memilih susu yang telah bersertifikat halal adalah dengan melihat label halal pada kemasan susu tersebut.

Perkembangan inovasi susu terbaru saat ini adalah susu yang difortifikasi dengan isomaltulosa. Isomaltulosa merupakan nutrisi berbasis karbohidrat yang telah teruji klinis dapat memberikan manfaat positif terhadap kinerja kognitif anak, terutama konsentrasi dan daya ingat. Produsen susu yang mengenalkan isomaltulosa sebagai keunggulannya adalah Frisian Flag. Isomaltulosa pada susu pertumbuhan Frisian Flag 123 dan 456 ini dibuat dari sukrosa yang bersumber dari bahan alami tanaman bit melalui proses enzimatis dengan bantuan mikroba Protaminbacter rubrum yang telah teruji klinis dan bersertifikasi halal, nah itu artinya susu Frisian Flag merupakan salah satu produk susu yang sehat dan halal dikonsumsi

Inovasi-inovasi ini sangat diperlukan untuk menciptakan susu yang sehat, lengkap gizinya dan tentunya halal dikonsumsi. Dengan adanya inovasi-inovasi tersebut dan dukungan pemerintah untuk bersama-sama mensosialisasikan program minum susu diharapkan masyarakat Indonesia menjadi sadar gizi dan mau minum susu, yang pada akhirnya tujuan utama tercapai, yaitu susu : segelas harapan. Harapan menjadikan generasi penerus bangsa yang sehat jiwa dan raga, cerdas otaknya dan optimal tumbuh kembangnya.

Ditulis untuk Kontes BlogSusu Inovasi Yang Sehat dan Halal Untuk Pertumbuhan Anak”

Sumber :

1.   Nirmala Magazine, edisi tahun 12-November 2011. Susu kawan atau lawan ?

No comments:

Post a Comment